--- Baby Don't Go ---


-- PART 14 --




AJENG POV
“Hari ini Christian ga masuk sekolah ya Jeng?” pas pulang sekolah, Icha ngedatengin gue ke kursi. Gue menatap dia bentar sambil menaikkan alis.
“Hah? Mana gue tau,” kata gue, kembali inget masalah kemaren.
“Lo ga bareng dia emang?”
“Enggak, gue ga bareng,” kata gue lagi sambil ngeberesin barang gue. Biasanya, Christian kan bakal ngejemput gue ke kelas kalo pulang. Tapi yaaaah, sekarang kan dia punya cewek itu. Siapa kemaren namanya? Saviera?
“Enggak, soalnya Austin nanyain gue gitu, ya mana gue tau. Dia mau latian basket pulang sekolah,” kata Icha lagi. Gue menutup tas gue, masih diem aja.
“Lo lagi berantem ya sama dia?” kata Icha kemudian, sementara gue berjalan beriringan dengan dia keluar kelas. Tara ga ngambil kelas Aljabar Dasar bareng gue dan Icha. Makanya gue sama Icha tetep pake bahasa Indonesia.
“Enggak, berantem kenapa pula?” kata gue sok asik. Si Christian emang ga keliatan sepanjang hari sih. Itu anak bolos apa ya? dan karna cewek itu?
“Ya soalnya lo ditanyain soal Christian sampe ga semangat gitu,” kata Icha lagi. Gue diem aja.
Ya kalo ditanya, jujur aja gue merasa cep nyess pas kmaren ngeliat Christian pelukan sama cewek itu. Gue bahkan lupa sama Justin dan juga, YA TUHAN! Dia kemaren beneran nembak gue ga sih? Gimana bisa gue ngelupain itu?
Tapi tadi pagi, pas gue masuk ke ruang makan buat sarapan, si Justin juga santai gitu sih gayanya. Tapi dia udah manggil babe babe ke gue -____-“ untung mama lagi ga ada, dan ka Trisa belum bangun.
“Heh! Lo ngelamunin apa sih Jeng?” kata Icha sambil nyenggol gue yang sempat ngelamun da ga fokus jalannya.
“Enggak kok, ga ada,” kata gue lagi, sok asik.
“Udah ah, gue cabut. Lo balik sama siapa?”
“Masih gatau nih mau nungguin Austin apa gak. Dia tadi ngajakin makan siang bareng, tapi trus bilang mau latian,” kata Icha lagi sambil manyun.
“Yaudah, susulin aja gih ke lapangan basket!” kata gue sambil mendorong Icha ke arah lapangan.
“Lo gimana? Gue bawa mobil kok, bareng aja,”
“Gausah gausah, gue balik aja naik bus. Gue udah lama ga naik bus, heheheh,” kata gue nyengir garing sementara Icha menaikkan alisnya, bingung.
“Lo ga sakit kan?” kata dia sambil meletakkan tangannya di kening gue.
“Enggak, tenang aja. Udah ah, gue cabut yaaa, daaaah,” gue langsung ngabur sebelum Icha bertanya lebih lanjut.


JUSTIN POV!
What’s on my mind yesterday? I mean, I asked Ajeng to be my girfriend. I freaking ask her. Geez! And worst part is, she didn’t answer at all. Guess he said no.
Aku berjalan lagi di dalam kamar, sambil menjambak rambut frustasi. Dasar Justin bodoh! Apa yang ada di otakmu? Tapi, tadi pagi waktu aku memanggilnya babe, atau shawty, dia terlihat biasa saja.
AAARRRGGGGHHH! Aku semakin frustasi. Aku tidak pernah ditolak cewek sebelumnya. Tapi, kenapa aku malah semakin penasaran? Maksudku, dia kan belieber, tidak mungkin dia tidak menyukaiku kan? Tapi? Dia menolakku? Dan apa lagi itu?
Aku mengambil iPhone yang terletak di meja dekat Mac ku tergeletak. Scooter.
“Yeah bud,” kataku begitu iPhoneku menyentuh telinga.
“Supp J? Have fun over there?”
“Kinda,” kataku sambil duduk di pinggir tempat tidur.
“Well, remember my plan I told you before?” kata Scooter lagi. Plan? Rencana apa?
“Which one?” kataku pura-pura ingat.
“The one about Little Miss Selena,” kata Scooter dan aku harus memutar otak, mengingat rencana-rencana yang pernah diceritakan Scooter padaku. Sulit. Aku masih memikirkan Ajeng.
“Well, looks like you forgot it, but no need to worry. I just arrived,” kata Scooter di ujung sana.
“Hah? What Scoot? Where are you?”
“On my way to your place. With some people. I guess you will rembember right after I arrived there.” Kata Scooter. Aku menaikkan alis. Apa maksudnya.
“Just wait there. I gotta go now Kid,” kata Scooter. Aku masih bingung
‘Yeah, see ya then, Bud,” kataku sambil kembali meletakkan iPhone merahku ke meja.


CHRISTIAN POV
“Dude, what are you doing?” kata Caitlin waktu memasuki rumah. Aku tidak tau dia ada dimana dari kemaren malam. Tampaknya dia dan Trisa sedang sangat sibuk mengurus kuliah dan segala macamnya.
“What will you do at home?” kataku mengembalikan pertanyaan
“Nope! Not that! It still 12 and you already home, like, you didn’t go to school, did you?” kata Caitlin lagi sambil berjalan ke belakang, tapi masih bisa mendengar aku yang ada di ruang tengah, sibuk menonton TV.
“Yeah well, aku memang tidak sekolah,” kataku kemudian, sambil mengambil remote TV dan mengganti channel musik yang daritadi ku saksikan.
“And why?” kata Caitlin lagi, duduk di sofa dengan jus jeruk di tangannya.
“Saviera is here,” kataku kemudian.
“Saviera who?” kata Caitlin menaikkan alisnya.
“Saviera Cait, Saviera, the one I told you, like, 3 years ago. Savi,” kataku lagi.
“Aaaaaaa, yeah I remember, the one that make you...”
“Yeah!” aku langsung memotong kalimat Caitlin.
“Dan kenapa dia ada disini?” kata Caitlin lagi, sambil senyum-senyum menggodaku. Mulai -__-“
“It’s complicated Cait, really. I just,.... to be honest, aku juga tidak terlalu mengerti,” kataku lagi.
“Dan kau tidak sekolah karna dia?” kata Caitlin lagi.
“I should. Well, Daddy went to bring Mommy back, so yeah, and will be there for like, 3 days. She came here yesterday after I brought mom and Dad to the airport. Maksudku, tidak ada orang di rumah dan aku harus menemaninya. Tidak mungkin aku meninggalkan dia sendirian. Dia sangat kacau Cait,” kataku lagi.
“Dan kau akan mengacaukan hidupmu dengan tidak sekolah selama dia disini?”
“Bukan begitu,”
“Jadi?” Cait langsung memotong kata-kataku dengan tidak sabar. Aku tau, dia sedang melaksanakan tugasnya sebagai kakak yang baik kali ini.
“Aku hanya bolos hari ini, aku janji. Tadi dia sangat kalut. Aku menemaninya sepanjang hari, dan sekarang dia tidur,” kataku lagi. Cait memandangiku sebentar.
“Chris, you are a very kind man, dude, I know it. Tapi maksudku, kebaikanmu kadang mungkin disalah gunakan orang,” kata Caitlin lagi. Aku terdiam sebentar.
“Well, it’s up to you bud. I need some sleep now. But well, just think bout it,” kata Caitlin sambil beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke dapur, lalu kembali menaiki tangga.
“Cait?” panggilku kemudian dan Caitlin menoleh di atas tangga.
“Thanks sis,” kataku, sementara Caitlin hanya membalas dengan mengangguk kecil dan tersenyum.


AJENG POV
Pas nyampe rumah, gue bingung kenapa rumah gue rame banget. Ada banyak mobil di depan, sementara mobil Daddy malah ga ada, pasti di dalam garasi. Sementara di car port di luar, ada 1 mobil besar, seperti rand rover, dan satunya mobil Chaz. Gue udah hapal kalo yang ini. Berarti ka Trisa ada di rumah, bareng Chaz. Tapi si Range Rover ini? Siapa yang datang?
Apa jangan-jangan si Justin udah dijemput? Ini kayak mobil Justin soalnya. Tapi, dia kan masih 11 hari ada disini. Iya sih, dia Cuma 2 minggu disini, tapi kan, 3 hari lagi itu.......
Gue ga nunggu waktu lama dan langsung setengah berlari ke rumah. Dan gitu masuk, baru sampe ruang tengah, gue udah ngeliat rombongan yang duduk di sofa ruang tamu gue. Ga ada mama atau ka Trisa disana.
“Hey Jeng,” kata Justin sambil tersenyum ke arah gue, sementara yang lain ikut ngeliat ke arah gue. Ada Scooter disana, dengan seorang body guard, dan juga seorang wanita berumur sekitar akhri 30 mungkin, yang gue duga adalah ibu si cewek yang duduk di sebelahnya.
SELENA GOMEZ?
Justin berdiri dan berjalan melewati mereka, mendekati gue, dan sedikit berjalan ke pinggir, agak menjauh.
“Kamu baru pulang sekolah ya?”
“Well yeah. And why are they here?” kata gue. Ini si Justin basa basi banget sih. Udah jelas-jelas kan gue baru pulang sekolah.
“Well, I have this little meeting with Scooter,” kata Justin sambil tersenyum manis ke arah gue. Aduuuuh, siang ini jadi agak adem.
“And Selena?” kata gue. Yaaaah, iya sih tadinya gue udah adem gitu, Cuma gue pake noleh ke arah kerumunan itu, tadinya mau senyum sopan. Eeh, keliatan si Sele, dan gue gedek lagi.
“Yeah well, and Selena. Will you mind? I will just, talk to you later boo,: kata Justin. Gue memandang dia bentar. Boo? Dan kenapa harus ngomong ke gue.
“Well yeah, bye,” kata gue dan kabur ke dalam. Ka Trisa dan Chaz ternyata ada di bar, si Chaz lagi duduk sambil minum coke, sementara ka Trisa lagi masak, gatau apaan.
“Hey Jeng,” kata Chaz waktu gue masuk ke dapur gitu. Gue tersenyum sambil meletakkan tas gue di salah satu kursi bar, lalu berjalan ke arah kulkas.
“Lo ada di rumah kak waktu mereka nyampe?” kata gue.
“Nope, pas gue nyampe malah mereka udah ada disana. Gue sih langsung kesini sama Chaz. We just arrived tho,” kata ka Trisa dan Chaz ikut mengangguk sambil tersenyum.
“Where have you been?” kata gue, dan Chaz langsung memandang ka Trisa agak dalam sambil mengangguk kecil.
“Well, gue bakal jujur ke lo, tapi jangan bilang ke mama atau daddy ya Jeng,” kata ka Trisa. Gue menaikkan alis.
“What?” kata gue, sambil duduk di salah satu kursi.
“Well, Justin ngajak Caitlin buat jadi brand endorse untuk dancer nya, sementara jeans Chaz juga bakal jadi brand endorse mereka. Dancer sih, bukan buat Justin, karna dia udah punya wardrobe sendiri dari merk terkenal dan designer. Tapi maksud gue, it’s a big deal,”
Gue langsung menaikkan alis. Serius?
“And yeah, kemaren itu gue sama Chaz dan Caitlin bareng Ryan, naik mobil Chaz, ketemu sama bagian wardrobe dan dancer mereka. Yaaaah, Justin yang ngusulin sih, dan gitu deh. Gue ijin sama mama kalo gue ke rumah temen, dan Caitlin juga ijin gitu. Padahal kita ngabur sih. Dan untunglah mama lagi ga di rumah. Kalo Caitlin sih, mommy sama daddy nya emang lagi gak di rumah sampe 3 hari ini, jadi dia aman,” kata Ka Trisa. Si Chaz di sebelah gue ngangguk-ngangguk mantep, kayak ngerti aja gue sama ka Trisa ngomong apaan. Sementara Ka Trisa meletakkan pasta yg baru selesai dia masak buat Chaz, lalu duduk di depan gue.
“Ooooooh, trus lo ga bakal kuliah?” kata gue lagi.
“Ya bukan gitu, gue sih pengen kuliah sama Caitlin, Cuma ya gitu, ini kesempatan besar. Selama ini kalo gue di butik Caitlin, gue belajar ngegambar, dan yaaah, gue punya ide unik gitu kalo kata Caitlin. Ga bagus banget sih kalo gambaran gue, tapi di kepala gue udah ada gambaran dan kita mau bikin itu. Jadi ya gitu, Caitlin mulai ini dari nol, dan gue juga ada disana nemenin dia. Ini tuh udah kayak anak kita bersama, gue sama Caitlin ngegedein barengan, dan gue ga bisa ngelewatin ini gitu aja,” kata Ka Trisa lagi.
“Lo sama kak Cait emang mau ngambil design kan? Yaudah, sambilan aja,”
“Ya tapi kan ntar team Justin tour gtu Jeng, sampe mau keliling dunia. Ya maksud gueee.....”
“Lo mau jalan jalannya jugaaaaaa?” kata gue kemudian. Si ka Trisa nyengir garing. Beeeeeehhhh, gue kira -___-“
Eh tapi bentar deh, kmaren ka Caitlin kan pergi juga sama ka Trisa, trus katanya mommy sama daddy Christian juga pergi sampe 3 hari lagi. Which means? Berarti?
Christian sama cewek itu kemaren malem beduaan doang dong di rumah?






ga perlu banyak bacot, pokoknya tungguin aja ntar kelanjutan dan kejutan-kejutan lainnya. soal ending Ajeng sama siapa, tunggu aja yaw (: pokoknya mantep :P
Oh iya, kalo mau komentar, saran, or anything, boleh mention ke @ribkadel langsung atau ke @jdbbeadlesbride juga bisa (: I would love to hear some comment (:
Keep reading, and spread the link yaw fellas.
Merci Beaucoup


xoxoxo
@ribkadel

Reply · Report Post