'Never Say Never' part 2
Happy reading:)




“Don’t frout (cemberut), plss. Forgive me, yeaa?” Mohon Justin karena sepanjang perjalanan Sahra hanya diam. Dan Sahra diam juga karena salah Justin, dia ngaret 1jam! Bayangin gak Sahra nungguin 1jam dengan gelisah? Emangnya ga bikin keki apaa?
“Pleaseee.” Mohon Justin lagi dan menampakkan muka puppy-dog-facenya. Sahra berusaha untuk tidak menoleh, karena tidak mau terhipnotis dengan raut wajah itu.
“Don’t wish you can make me forgive you with ur puppy face. It doesn’t work at me.” Sahut Sahra sok jaga wibawa, padahal dia kalo udah ngelirik muka Justin dikittt aja langsung meleleh dan ngelupain rasa marahnya.
“So, what should I do for you?” Tanya Justin dan menghentikan aksi puppy facenya, dan membuat Sahra sedikit lega.
“Buy me an ice cream!” Teriak Sahra kegirangan saat melihat ada abang-abang tukang ice cream bertengger dipinggir taman kota tsb. Justin melotot dan mendengus pelan, kirain bakal disuruh ngapain..tapi malah cuma disuruh ngebeliin es krim. “He will pay it.” Ucap Sahra sambil menunjuk Justin dan langsung mencari tempat yang enak untuk makan. Justin mengasih 1 lembar uang seratus ribuan—tadi Scooter mengasih dia buat modal mengelilingi Jakarta—kepada penjual.
“Take it all.” Kata Justin ke penjualnya saat melihat dia sedang menyiapkan uang kembalian. dan Justin langsung menghampiri Sahra.
“Its almost evening.” Ucap Sahra saat melihat caraka alam langit sore yang makin lama makin redup cahayanya dan menyantap kembali ice creamnya.
“How long you don’t eat ice cream?” Tanya Justin heran melihat Sahra yang sangat menikmati es krimnya, yang ditanya hanya diam.
Setelah selesai, Sahra langsung membuang sampahnya dan berlari kearah ayunan.
“Lets play with me.” Sahut Sahra ke Justin yang hanya duduk mematung melihat apa yang Sahra lakukan.
“What? Playing swing (ayunan)? Are you kidding me?” Tanya Justin dengan nada meremehkan.
“Gosh, please. Its just a swing, everyone can play with it, not just a kid.” Ucap Sahra sebal karena Justin terlalu sok dewasa.
Sahra mengabaikan Justin dan memulai mengayunkan ayunannya perlahan sambil menatap benda kuning diatas langit sana yang semakin lama semakin hilang, membuat cahaya disana menjadi remang-remang.
“I love the sky.” Ucap Sahra sambil tersenyum. Justin mendengarkannya dengan alis terangkat satu.
“Why?” Tanya Justin sambil berjalan mendekat ke Sahra.
“Because they’re very peaceful and beautiful.” Kata Sahra sambil tersenyum menatap langit. “Like now, see the stars? So beautiful, isn’t it? I hope my life is peace like the sky.” Sambung Sahra lagi dan mulai mengayunkan ayunannya lagi, mengalihkan pandangannya dari langit. Justin duduk diayunan disamping ayunan Sahra dan mengayunkannya secara perlahan.
Justin yang ikut terbawa suasana heningpun menjadi melamun dan tidak menyadari bahwa Sahra sudah ada dibelakang tubuhnya dan bersiap mendorong ayunannya sekuat tenaga.
“GOD!” Teriak Justin reflex saat ayunannya tiba-tiba bergerak, makin lama makin cepat dan makin tinggi. “Sahra, please please, I’m scared! Pleaseee, stop it, it isn’t funny!!” Sahut Justin ketakutan.
“HAHAHAHA. ITS FINE, BIEBS!” Sahut Sahra balik tanpa beban.
Dan akhirnya Justin nekat meloncat dari ayunan supaya bisa terbebas dari ayunan tersebut, setelah berhasil, Justin berlari mengejar Sahra untuk balas dendam.
“DON’T GOO!!” Teriak Justin sambil tertawa kecil dan semakin cepat berlari mengejarnya. “Gotchaa!” Sahut Justin senang saat sudah mendapatkan Sahra dalam rengkuhannya.
Sahra menundukan mukanya sampai ke dada, tidak membiarkan satu orangpun melihat mukanya yang sudah merah seperti kepiting rebus itu. Jantungnya bergemuruh cepat seakan sedang berdemo didalam tubuh Sahra, desiran darahnya mengalir cepat seperti aliran air sungai. Kehangatan menjalari tubuhnya, andaikan dia bisa..tidak akan pernah mau dia melepaskan rengkuhan Justin ini.
“Kinda awkward moment.” Kata Justin sambil melepas rengkuhannya. Muka Justin merona merah, Sahra tersenyum melihatnya, Justin sangat lucu..
“Leggo home. I have school tomorrow.” Kata Sahra dan langsung menggamit tangan Justin supaya berjalan lebih cepat.
Sahra merasakan kehangatan tubuh Justin yang menjalari tubuhnya lewat sentuhan tangan tersebut, mukanya mulai blushing lagi, dadanya bergemuruh, sebuah lekukan tipis tercetak dibibir manis Sahra. Hari ini takkan terlupakan oleh Sahra, dimana semua mimpinya sekarang menjadi kenyataan, dan Sahra tidak mau bermimpi lebih jauh, ini sudah lebih dari cukup..
Tanpa Sahra sadari juga, Justin tertegun menatap jalinan kedua tangan tersebut, tiba-tiba saja jantung Justin berdetak 100x lebih cepat dari biasanya, ia tersenyum lebar karena senang bisa sedekat ini dengan Sahra. Justin menjajari langkahnya dengan Sahra dan mempererat genggaman tangannya.
***
“Justin, wake up..” Ucap Sahra sambil mengelus lembut pipi Justin, membuat cowok itu agak tersadar.
“Where is us?” Tanyanya dengan nada parau sehabis bangun tidur.
“Puncak.” Jawab Sahra dan langsung turun dari mobil Mercy Sport keluaran 2010 itu.
“Puncak?” Tanya Justin bingung, dengan nada bicaranya yang Inggris banget itu, dia ngomong ‘puncak’ menjadi sangat aneh.
“Yeah, peak (puncak), but here named Puncak.” Jelas Sahra sehabis menghirup udara segar disekitarnya.
“Okay. Lets get into the house, I want to swimming. There’s a pool, isn’t there?” Tanya Justin sambil menggendong 2 tas ransel dan beranjak ke dalam rumah mengikuti Sahra.
“Yeah, ofc.” Jawab Sahra sambil mengambil salah satu ransel yang tadi Justin bawa. Justin langsung berlari menuju halaman belakang, tempat beradanya kolam berenang.
Oiya, ngomong-ngomong mereka sekarang sedang berada di villa kepunyaan keluarga Sahra yang terdapat di sekitar Puncak. Justin menginginkan tempat yang damai, jadi Sahra mengajaknya kesini. Mereka sudah sampai disini setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu padat karena mereka keluar dari rumah sangat subuh, dan sekarang masih jam 8 pagi. Dan btw, ini hari ke-5 Sahra menemani Justin mengelilingi Jakarta. Dari kemarin mereka sudah berjalan-jalan ke monas, ancol, TMII, mall-mall Jakarta, museum-museumnya juga, Taman Kota, sampai kidzania mereka kunjungi. 4 hari kemarin adalah hari terbaik yang ada dihidup Sahra , apalagi jika ditemenin sama penyanyi pop itu.
“Tolong bikinin jus jeruk ya, Mba Nis.” Pinta Sahra setelah berpelukan dengan istri penjaga villa keluarganya ini.
“Iya, Non. Tunggu ya.” Kata Mba Nis dan berlalu.
Sahra membawa ranselnya ke kamarnya dan langsung mengganti baju menjadi baju berenang biasa.
“Sahra, quickly! The water is very cold, but I like it!” Sahut Justin dari bawah. Sahra mendengus pelan dan ngikik kecil, Justin kenapa kayak orang norak gitu sih? Hahaha..
“Right! Be right there!” Sahut Sahra balik dan langsung beranjak dari kamar.
“The water is cold, you should taste it!” Kata Justin sambil berusaha mendorong tubuh Sahra kekolam.
“No! No! Don’t push me!” Sahut Sahra ketakutan sambil berlari kecil karena takut terpeleset. “I can by myself, don’t push me.” Perintah Sahra lebih tegas karena sudah kehabisan energy berlari.
“Nooo.” Kata Justin keukeuh dan mendorong langsung tubuh Sahra ke kolam, sebelum Sahra berontak tubuhnya sudah tercebur dan membuat Justin tertawa puas.
“JUSTINNN!!” Teriak Sahra sebal sambil menatap Justin garang. Tiba-tiba Justin bersiap-siap untuk mencebur, dan...
BYUUUUUUUUUUUUR!!!
Air dari kolam banyak bermuncratan kemana-mana karena Justin melompat sangat keras.
“JUSTIIIIIN!” Sahut Sahra lagi lebih kencang sambil berlari dalam air mengejar Justin. Justin menghentikan Sahra dengan satu sentuhan tangannya dipundak Sahra.
“I know, you will speechless and fascinated by my handsome. (Aku tau, kamu bakal tertegun dan terpesona dengan kegantenganku)” Kata Justin narsis sambil tertawa terbahak. Gotcha! Sahra merasakan pipinya memerah karena malu, dia cemberut dan sebagai balasannya dia mencipratkan air ke muka Justin, Justin membalasnya, dan terjadilah perang air disana.


---

Reply · Report Post