williamwwongso

william w wongso · @williamwwongso

11th Jan 2011 from UberSocial for iPhone

Melinjo (‎​Gnetum gnemon L.) dan khasiatnya
Melinjo (‎​Gnetum gnemon L.) dan khasiatnya
KOMPONEN BIOAKTIF (RESVERATROL)
dalam Biji Mlinjo
Mampu menghambat proses penuaan
F.G. Winarno

MLINJO
Tanaman Mlinjo Gnetum genemon L., termasuk dalam keluarga/famili Gnetaceae,
banyak tumbuh di Indonesia, dan kawasan Asia Tenggara. Baik buah maupun biji
mlinjo banyak digunakan sebagai bahan pembuatan sayuran keluarga. Buah
mlinjo berubah warna dari hijau ke warna kuning, jingga dan merah pada saat
menuju tingkat kematangan biji.
Buah yang sudah matang memiliki "tempuru" biji yang cukup keras. Kulit
bijinya setelah direndam dalam bumbu-bumbu, kemudian digoreng menjadi jenis
makanan poluler yang oleh masyarakat di Jawa dikenal sebagai "mata maling"
jenis snack mana menjadi salah satu kegemaran anak-anak dan bahkan para
orang tua.
Sudah dua kali penulis diajak kerjasama oleh para pakar Jepang dibidang
pangan untuk meneliti biji Mlinjo. Kenapa para pakar Jepang tertarik
meneliti mlinjo?, pasti ada alasannya. Ternyata mlinjo termasuk tumbuhan
purba yang secara evolusi dekat sekali dengan tanaman ginkgo biloba yang
banyak terdapat di Jepang. Ginkgo merupakan species pohon hidup tertua, yang
tumbuh sejak 150 - 200 juta tahun, dan dipercaya dapat berfungsi sebagai
tonik otak, karena dapat memperkuat daya ingat. Daun ginkgo juga punya
khasiat anti oksidan kuat dan berperan penting dalam menghancurkan radikal
bebas penyebab penuaan dini dan pikun. (Dedy Darnaedy, 2009).
Sebetulnya beberapa pakar muda Indonesia juga sudah banyak yang tertatik
meneliti khasiat dari komponen bioaktif mlinjo, diantaranya adalah Tri Agus
Siswoyo yang pernah menerima Toray Award, dari Toray Science Foundation
Jepang dan pakar lainnya adalah M. Santoso (2008) yang telah meneliti
polyphenol bioaktif dalam biji mlinjo.
Banyak persepsi masyarakat yang memojokkan mlinjo, baik biji maupun daun dan
pentil (alat kelamin betina) serta kroto-nya (alat kelamin jantan). Persepsi
yang tertanam dalam benak masyarakat adalah "Jangan sekali-kali berani makan
emping mlinjo atau produk lain dari mlinjo, karena mlinjo adalah penyebab
penyakit pirai (gout)". Telah banyak diberitahu oleh media masa bahwa
mlinjo sangat tinggi kandungan purinnya.
Senyawa purin dapat menjadi calon (precursor) terhadap sintesa terbentuknya
asam urat didalam tubuh, dan tertimbunnya asam urat yang berkelebihan dalam
darah dapat berakibat timbulnya penyakit pirai (gout), dengan gejala: ibu
jari kaki membengkak, persendian nyeri sakit yang luar biasa. Apalagi kalau
dipaksa untuk berjalan. Konon satu ibu jari kaki bertugas menyangga 40% dari
berat badan manusia.
Data-data mengenai tingginya kadar purin dalam biji mlinjo tidak banyak
tersedia, apalagi proses sintesa biokimia dari senyawa purin mlinjo menjadi
asam urat masih sangat terbatas, kalau tidak boleh di katakana langka.
Informasi kandungan purin dan asam urat dalam mlinjo masih sekedar sebagai
"rumor" saja, belum dicek kebenarannya berdasarkan sound scientific
evidence.

KHASIAT MLINJO
Wallace dan Mouris merupakan pakar pertama yang melaporkan hasil isolasinya
dari daun mlinjo, tentang adanya komponen glycosylflavone. Dari akar tanaman
mlinjo juga telah berhasil diisolasi stilbene oligomer dari ekstrak yang
menggunakan pelarut aceton dan methanol.
Disamping itu keberadaan komponen stilbenoids ternyata telah banyak diketahu
dan ditemukan dalam spesies gnetum. Bahan kimia yang terdapat dalam tanaman
gnetacea tersebut telah lama menjadi bahan obat tradisional, khususnya
stillbene oligomer telah banyak dimanfaatkan sebagai obat penyakit
arthritis. Disamping itu senyawa tersebut dapat berfungsi menurunkan gula
darah, merangsang apoptosis dan kanker (Ito dkk 2003). Komponen tersebut
ternyata dapat bekerja sebagai antibiotik (Nitta dkk 2002). Akhir-akhir ini
mulai banyak peneliti yang melaporkan hasil penelitian mereka mengenai
komponen yang terdapat dalam endosperm biji mlinjo. Karena mlinjo terdapat
dimana-mana diseluruh Indonesia ada baiknya masyarakat perlu tahu betapa
arti biji mlinjo bagi kesehatan (food supplement), pengolahan dan keamanan
pangan.
Polyphenol dalam mlinjo merupakan antioksidan tahan aktif sampai 5 jam, bila
dibanding Vitamin C dan E yang hanya tahan beberapa jam saja.
Semua komponen bioaktif tersebut memiliki aktivitas menangkal radikal DPPH =
1,1 - diphenyl - 2 picrylhudrazyl). Kira-kira bersifat mirip dengan anti
oksidan Vitamin C dan tokoferol. Disamping itu memiliki sifat-sifat positif
lain karena stilbenoids tersebut bersifat anti mikroba terhadap B. subtilis,
C. perfringens dan L. mesenteoides.

KOMPONEN BIOAKTIF UTAMA
Bioaktif compound dalam endrosperm mlinjo telah berhasil diisolasi. Tepung
kering mlinjo direndam dalam 50% ethanol selama 3 hari dan froksi-froksi
dipisahkan melalui porous polymer column khromatografi menjadi 3 fraksi.
Tiga pelarut yang digunakan adalah metamal: 40% MeOH, 60% MeOH dan 100%
MeOH. Dengan silicon gel colum chromatograthy fraksi yang timbul kemudian
diidendifikasi.
Dalam fraksi III2 terdapat senyawa resveratrol yang berbentuk kristal tak
berwarna, melting point (mp) 275-276oC. Dan dalam fraksi III2 juga
mengandung gnetin C, Fraksi II berisi gnemonosida C.
Dari penelitian tersebut ditemukan suatu komponen stilbenoid baru yang
disebut gnetin L, disamping stilbenoid gnetin C yang sebelumnya telah
ditemukan dan gnemonosida A, C dan D.

Reply · Report Post